Ramai jasa Joki Strava, mau kelihatan sehat apa benar-benar ingin sehat ?

Sudahkah Anda mendengar tentang joki Strava? Siapa sangka jika saat ini, aplikasi yang digunakan untuk melacak hasil olahraga atau kebugaran juga menjadi salah satu hal yang bisa “dimanipulasi” demi kepuasan semata.

Padahal, berbohong terkait kemampuan berlari atau olahraga lainnya bisa saja berbahaya bagi kesehatan jika suatu waktu harus membuktikannya. Lantas, apa sebenarnya yang dimaksud dengan Strava? Berikut Penjelasannya.

Apa itu Strava?

Strava adalah salah satu teman bagi pelari karena aplikasi ini selalu siap untuk mencatat setiap langkah yang diambil. Dengan menggunakan GPS di ponsel, Strava merekam rute, jarak, kecepatan, elevasi, dan banyak faktor lain selama pengguna berlari.

Data ini kemudian disajikan secara visual dalam bentuk grafik dan statistik untuk memberitahu kemajuan dan pencapaian pengguna.

Baca juga : Manfaat Konsumsi Rutin Susu Kambing Etawa Setiap Hari

Aplikasi Strava

Bagaimana cara kerja Strava?

Cara kerja Strava sangatlah sederhana. Setelah mengunduh aplikasi dan membuat akun, cukup nyalakan GPS ponsel sebelum memulai latihan lari atau olahraga lain. Strava akan secara otomatis mulai melacak aktivitas begitu mulai berlari. Ketika selesai, aplikasi akan memberi ringkasan lengkap dari latihan tersebut, termasuk waktu total, jarak yang ditempuh, serta perincian lainnya seperti kecepatan rata-rata dan elevasi.

Selain itu, Strava juga menawarkan fitur-fitur tambahan yang sangat berguna. Misalnya, pengguna dapat menetapkan target latihan, seperti jarak atau waktu yang ingin dicapai. Setelah itu, Strava akan memberi peringatan saat target sudah tercapai.
Pengguna juga dapat mengikuti rute yang telah dibagikan oleh pengguna lain atau mencari rute baru di area sekitar lokasi.

Jadi sebuah identitas

Salah satu aspek paling menarik dari Strava adalah aspek sosialnya. Sebab, pengguna bisa menghubungkan akun Strava dengan teman-teman di media sosial atau menemukan teman baru dalam komunitas yang luas.

Dengan begitu, pengguna bisa melihat aktivitas teman-teman, memberi mereka dukungan dengan memberi “kudo” (semacam “like” di Strava), atau bahkan berkompetisi dalam tantangan yang diselenggarakan oleh Strava.

Baca juga : Manfaat Susu Kambing Etawa Menurut Dokter

Sehat jangan hanya untuk pamer

Tentu kita tahu bahwa kemajuan teknologi telah mengubah perilaku manusia dalam melakukan sesuatu, termasuk dalam berolahraga. Begitu banyaknya aplikasi dan alat pengukur olahraga, seperti seberapa banyak kalori yang kita bakar sehari-hari, memang membantu manusia dalam mengevaluasi kemajuan berolahraganya. Namun, di sisi lain, membuat orang jadi “narsis”.

Berdasarkan Nielsen Media Consumer View Q3 2015, olahraga menjadi salah satu aktivitas yang cukup sering dilakukan oleh tiga kalangan konsumen, baik generasi X (35 tahun), millenials (25 tahun), dan generasi Z (dibawah 15 tahun).

Di kalangan generasi X, olahraga menjadi aktivitas terbesar kedua (27% dari total responden), setelah menonton televisi (34%). Di kalangan millenial, posisinya juga sama, namun dengan penetrasi yang lebih tinggi (36%), sama dengan menonton televisi (36%). Sedangkan di kalangan generasi Z, olahraga mendominasi aktivitas mereka (49%), di susul menonton televisi (36%), mendengarkan musik (16%), membaca buku (13%), dan bermain game (7%).

“Namun, olahraga saat ini banyak menjadi momen orang untuk show off. Orang bangga memamerkan brand-brand olahraga yang dikenakan, hingga seberapa jauh mereka telah berlari. Semuanya diunggah lewat media sosial,” terang Hellen Katherina, Media Director Nielsen Indonesia di acara Mobile Media Summit beberapa waktu lalu seperti terlihat dari tren joki Strava.

Baca juga : Manfaat Susu Kambing Etawa untuk Kesehatan Tulang

Joki Strava

Bagaimana Sehatkan Kaki Supaya Tidak Perlu Pakai “Joki Strava”

Selain kalsium, susu ini juga kaya akan vitamin D yang berperan vital dalam meningkatkan penyerapan kalsium di usus. Kombinasi sinergis antara kalsium dan vitamin D dalam susu kambing etawa menjadikannya lebih efektif dalam mengoptimalkan kesehatan tulang dibandingkan dengan sumber kalsium lainnya.

Kandungan kalsium yang tinggi dalam susu kambing etawa menjadikannya minuman yang sangat bermanfaat untuk membangun dan menjaga kepadatan tulang dan gigi. Kalsium merupakan komponen utama dalam pembentukan jaringan tulang, dan konsumsinya yang cukup berperan penting dalam mencegah risiko osteoporosis, terutama seiring bertambahnya usia.

Konsumsi susu ini secara teratur, terutama sejak usia dini, dapat menjadi investasi jangka panjang untuk kesehatan tulang yang optimal dan mengurangi risiko kerapuhan tulang di masa tua. Penting untuk diingat bahwa gaya hidup aktif dan paparan sinar matahari pagi yang cukup juga berkontribusi dalam memaksimalkan penyerapan kalsium dan menjaga kesehatan tulang secara holistik.

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Ensamilk terbuat dari perpaduan susu kambing etawa murni dan Madu asli yang diformulasikan secara klinis sehingga terbukti 100% aman

Kontak

© 2024 Created By Dimensa